Pengurus IKRAR Masa Jihad 2011

Leave a Comment
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh :)

Mas bro and mba bro gimana niiih kabarnya?... O, ya by the way ada sebuah pepatah lama bilang gini, tak kenal maka ta'aruf (kenalan). So, kami (IKRAR 11) mau kenalan duluuuu niich..Ok, check it out!

Buat lo yang belum tau apa siih IKRAR itu, bisa liat disini :  All about IKRAR
Buat susunan kepengurusannya bisa liat dibawah ini :
Bagan Kepengurusan IKRAR '11 Masa Jihad 2011

Ketua Umum : Nuriana_______________________________________ (SMA N 93)
     Ko.A       : Nopita Riyanti___________________________________ (SMK N 51)

Sekretaris I   : Haris Hakiki____________________________________ (SMK N 51)
Sekretaris II  : Niki Pratiwi____________________________________ (SMK N 10)

Bendahara I  : Andri__________________________________________(SMK PKP)
Bendahara II : Amiratul Haq____________________________________(SMA N 99)

Divisi Syi'ar :
Koord. Ikhwan  : Moch. Ridhan_________________________________(SMA N 104)
Koord. Akhwat : Dera________________________________________(SMK N 51)
Staff                  : - Helmi Aulia Azmi Syuhada______________________ (SMA N 62)
                           - Nur Hasanah__________________________________(SMK N 51)
                           - Fitri________________________________________(SMA N 51)
                           - Kartika______________________________________(SMA N 51)
                           - Marwa______________________________________ (SMA N 12)
                           - Datrin______________________________________  (SMA N 12)
                           - Chacha______________________________________(SMA N 12)

Divisi Dakwah Islamiah :
Koord. Ikhwan : Ahmad Aulia__________________________________ (MAN 14)
Koord. Akhwat: Yuni Sudarsih__________________________________(SMA N 14)
Staff                 : - Mirza Azkia _________________________________ (SMA N 14)
                          - Asriyati Amanah Fahmi__________________________(SMA N 14)
                          - Mita Nisriani_________________________________ (SMA N 104)
                          - Susanti Riyatno_______________________________  (SMK BW)
                                               
Divisi PSDM (Pemberdaya Sumber Daya Manusia) :
Koord. Akhwat : Fakhrunnisa___________________________________(SMA N 99)
Staff                  : -  Afra Muthi'ah________________________________(SMK BW)
                            - Rizqi  ______________________________________(SMA N 12)

Read More...

Solat Tahajud,yuk!

Leave a Comment

Bagi umat Muslim mungkin sudah tidak asing lagi dengan ‘shalat tahajud’. Tiap kali ditanya apa itu shalat tahajud pasti dijawab “shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan sepertiga malam”. Itu betul sekali, namun yang pasti bukan masalah pengertian tahajud yang ingin dibahas dalam tulisan ini melainkan manfaat dari shalat tahajud itu sendiri.

 Sangat disayangkan jika pemahaman Muslim tentang shalat tahajud hanya dianggap sebagai suatu ibadah saja tanpa mengetahui adanya kebaikan dan kelebihan yang bisa diperoleh oleh kita. Lalu apakah kebaikan dan kelebihan yang kita peroleh dari mengerjakan sholat tahajud sementara yang lain sedang nyenyak tidur?
Dari sisi logis, mungkin kita tidak mengerti bahwa perintah Allah itu mendatangkan kebaikan. Sesungguhnya Shalat tahajud meneguhkan iman kita, jiwa kita, mental kita untuk menghadapi masalah hidup duniawi dan lain-lain.

Kemudian dari sisi sains pengobatan, kita akan menghirup oksigen di atmosfer bumi sekitar pukul 03.00 hingga terbit matahari sehingga ketika menggerakkan otot-otot yang berada dalam tubuh kita maka akan membuat badan kita segar dan melancarkan aliran darah di tubuh kita. Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahari terbit dan tidak datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini yang dapat menikmati oksigen tersebut.

Coba kita kaji pergerakan otot-otot kita ketika shalat.

Secara kasar, pertama kita berdiri tegak kemudian mengangkat kedua tangan (bertakbir) dan meletakkan tangan di atas dada. Gerakan-gerakan tersebut telah membesarkan rongga dada kita sehingga paru-paru akan terasa lapang.

Ketika sujud, seluruh berat badan tertumpu sepenuhnya di atas otot-otot kedua tangan, kaki. Dalam gerakan ini banyak otot persendian yang kita gerakan diantaranya dada, perut, punggung, leher dan otot-otot kaki.
Setelah itu kita bangkit dari sujud. Kita duduk, kemudian kita sujud lagi dan sesudah itu kita berdiri kembali. Dalam gerakan kali ini secara otomatis kita telah menggerakkan sejumlah besar otot-otot di dada , bahu, lengan, perut, punggung, paha, kaki bagian bawah dan otot-otot lainnya. 

Selain itu kita juga melakukan dua jenis duduk, pertama duduk antara dua sujud dan kedua duduk tasyahud. Kedua jenis duduk ini menggerakkan tumit , pangkal paha, selangkangan, jari-jari kaki dan lain-lain. Ketika kita memberi salam, kita menggerakkan otot-otot leher tengkuk dan lain-lain.

Kalau kita lihat dari dua hal di atas yaitu menghirup oksigen yang keistimewaan gerakan-gerakan shalat, semuanya itu sudah tentu akan menyehatkan tubuh kita. Shalat Tahajud bisa juga menjauhkan penyakit pinggang yang selalu menyerang orang yang banyak tidur dan bangun lewat dari tidur malam.

Sumber : Republika Online
Read More...

Mengarungi Samudra Kehidupan

12 comments

Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan
Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna di telan masa
Segores luka di jalan Allah
Kan menjadi saksi pengorbanan
(SEBAB INILAH YANG AKAN MENJADI SAKSI DIHADAPAN ALLAH, BADAN YANG TERLUKA, HARTA YANG DIINFAQKAN, DARAH YANG MENETES. SEMUA....SEMUANYA...)

Allah ghoyatuna
Arrosul qudwatuna
Alqur’an dusturuna
Aljihad sabiluna
Almautu fi sabilillah
Asma’ amanina

Allah adalah tujuan kami
Rasulullah teladan kami
Al Qur'an pedoman hidup kami
Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi


Pada Awalnya…
“Maka, jika antum  memutuskan untuk menjadi aktivis da`wah, bersiaplah menghadapi banyak tantangan, karena menjadi aktivis da`wah berarti terlibat dalam suatu proses perjuangan seumur hidup”.

 “Dan jika ternyata semua serangan itu terlalu kuat dan tak mampu lagi antum atasi, maka bersiaplah sejak awal untuk menerima kenyataan bahwa antum gagal sebagai aktivis da`wah”.
 

“sampai disini, jika antum memang tetap yakin akan menjadi aktivis da`wah ada baiknya antum teruskan membaca risalah ini. Sebaliknya jika antum tidak yakin, lebih baik lupakan saja risalah ini dan carilah jalan lain yang memang akan membawa antum kepada keberuntungan kebendaan dan kemasyuran nama, bukan jalan para aktivis da`wah”.

 Ikhwah Fillah,
Syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala, karena sampai saat ini, dimana para penghasung da`wah diberi kesempatan untuk melakukan perjuangan dalam medan jihad ini. Kita masih diberi kesempatan untuk turut serta membersamainya, karena didalamnya terkandung makna kesungguhan dan totalitas pengorbanan baik materi maupun tenaga hingga jiwa. Kesempatan membersamai panjangnya jalan da`wah inilah, kita anggap sebagai uji coba buah tarbiyah yang selama ini kita tapaki. Shalawat beriring salam tercurah atas junjungan nabi Muhammad SAW, lewat tarbiyahnya kita merasakan manisnya iman dan ukhuwah bersama saudara-saudara seiman dalam barisan panjang kafilah mulia ini.

Jalan da`wah, sebuah jalan yang mungkin menjadi jalan alternatif kesekian dari banyaknya jalan yang Allah hamparkan diatas muka bumi, yang diambil oleh para hambanya. Jalan yang terjal, panjang, penuh liku dan kelok, cobaan yang tidak saja menyedihkan tetapi justru kesenangan dan sanjungan yang perlu diwaspadai oleh pelaku da`wah. Atas semuanya seharusnya tumbuh benih kesiapan, tidak saja kesiapan untuk tidak menjadi apa-apa atas jalan ini, tetapi juga kesiapan untuk menjadi apa-apa diatas jalan ini, ikhwah, inilah bunga-bunga kefahaman yang menghasilkan buah-buah keikhlasan dalam setiap jiwa pelakunya. Disana dibutuhkan kesabaran atas rintangannya, ketaatan atas manhajnya, pengorbanan atas cobaannya dan kesungguhan atas apapun yang menimpa pelakunya.
  • §  Ia tidak bersama orang yang terburu-buru memetik buah sebelum masak, tetapi ia tidak pula bersama orang-orang yang hanya menunggu tapi tidak menanamnya.
  • §  Ia tidak bersama orang yang terburu-buru memetik kuncup sebelum mekar menjadi mawar, tetapi ia tidak pula bersama orang-orang yang menunggu kuncup tetapi tidak merawatnya
  • §  Ia tidak bersama orang yang berlebihan, tetapi ia pula tidak bersama orang yang enggan dan tidak berbuat sama sekali
  • §  Ia tidak bersama orang yang bertindak tanpa perhitungan, tetapi ia tidak pula bersama orang yang terlalu takut untuk berbuat
  • §  Ia tidak bersama orang yang mempersulit diri, tetapi ia tidak pula bersama orang yang menganggap enteng dan meremehkan
Disana pula dibutuhkan kehati-hatian atas tipu daya muslihatnya, kemayuran jabatan, kebesaran nama, kehormatan keturunan, sanjungan atas kerja-kerjanya, yang bisa jadi menumbuhkan sikap bangga diri, yang ujungnya kelak Allah tidak akan melirik kita. Sesungguhnya Allah tidak akan melihat seseorang yang dalam hatinya ada kesombongan meskipun sebesar zarah –biji sawi-

Ikhwah Fillah....
Kusampaikan beberapa  nasihat untuk jiwa ini terutama, syukur antum mampu membersamai kami mengambil hikmah dari semua seruan ini. Ikhwah fillah, dibutuhkan kesiapan diri dalam menapaki kerja da`wah :

Pertama, Siap menanggung beban sebagai tabiat


Ikhwah Fillah,
sungguh keberadaan kita pada pos da`wah terkadang banyak kendala dan cobaan disamping membutuhkan kesiapan lebih. Dapat saya katakan. Adakalanya berada pada pos-pos tugas membosankan bahkan menegangkan karena beban berat. Namun adakalanya menyenangkan karena fasilitas-fasilitas yang menggiurkan, tapi bagaimanapun kita sebagai kader da`wah harus siap di pos-pos tugas da`wah.

Ikhwah Fillah,
Tentang kesiapan di pos da`wah, saya jadi teringat sebuah seruan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari, tatkala beliau memberikan taujih singkat bagi pasukan pemanah dalam perang Uhud. Beliau berseru, “berjagalah di pos kalian ini dan lindungilah pasukan kita dari belakang. Bila kalian melihat pasukan kalian berhasil mendesak dan menjarah musuh, janganlah sekali-kali kalian turut serta menjarah. Demikian pula andai kalian melihat pasukan kita banyak yang gugur, janganlah kalian bergerak membantu”, ya, apapun kondisinya seharusnya kita sebagai kader da`wah siap berada dalam pos-pos da`wah yang telah diamanahkan kepada kita.

Sekali lagi…

Amanah terembankan
Pada pundak yang semakin lelah.
Bukan sebuah keluhan,
Ketidakterimaan,…. Keputusasaan !
Terlebih surut langkah kebelakang.
Ini adalah
Awal pertempuran
Awal pembuktian
Siapa diantara kita yang beriman.

Wahai diri,
Sambutlah seruannya
Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan
Bukan menghindar dari peperangan

Kedua,  Pemantapan Ruhiyah sebagai Motor Penggerak Utama

Ikhwah fillah,
Tidak ada satupun yang lebih besar pengaruhnya dalam jiwa, selain daripada menekankan ibadah, Keta’atan dan amalan-amalan Sunnah.Ruhiyah yang mantaplah yang akan menghubungkan hati dengan Allah, meneguhkan jiwa dalam menghadapi segala penderitaan, lulus menghadapi fitnah dan teguh diatas kebenaran.
Komponen dalam tahap ini adalah Ibadah, Tabattul, Qiyamul Lail.Dzikrullah, Tabattul, Tawakkal dan Ibadah pada-Nya adalah senjata satu-satunya dalam pertarungan. Ialah yang membekali kaum mu’minin dengan kesabaran dalam menghadapi cobaan, penyiksaan dan penghinaan. Para  penyeru da’wah sangat memerlukan senjata ini, dalam melaksanakan tugas da’wah yang selalu menghadapi berbagai rintangan dan ganguan. Jika tidak memperhatikan aspek Ruhiyah, Qiyamul Lail, aspek ibadah yang rutin dan berkesinambungan. Kader-kader da’wah pasti akan berjatuhan satu demi satu dan rontok oleh tribulasi. Karena panasnya konfrontasi dengan para thoghut akan mencair dihadapan kehangatan ibadah dan tabattul kepada Allah.

Ironis, bila seorang aktivis da`wah melalui malam-malamnya dengan tidur panjang. Sedang Rasulullah yang dijamin masuk syurga saja selalu menghabiskan malamnya dengan Qiyamul Lail hingga kakinya bengkak!. Kita berharap bahwa keimanan kita adalah keimanan yang hidup. Yang menjelma menjadi semangat besar yang mampu mengalahkan semua kelemahan dan ketidakberdayaan. Keimanan yang melahirkan ekspresi perkasa, membuat orang percaya bahwa dengannya kita mampu menghancurkan gunung, mengarungi lautan, dan melintasi seluruh marabahaya yang menantang kita. Sampai jelas Islam ini menang bersama kita dan kita menang bersamanya.Inilah pekerjaan-pekerjaan besar kita.

Memperluas wilayah pengaruh keimanan tersebut, agar semakin banyak dari umat ini yang memiliki iman-iman yang hidup. Iman yang  mendorong mereka secara sadar tunduk patuh pada ketetapan Allah dalam kehidupan ini. Sekecil apapun usaha kita kearah sana, maka ia adalah bagian yang penting untuk melengkapi keutuhan perjuangan yang kita bangun dengan berjama’ah.  Mungkin perlu kita maknai kembali tetes-tetes keringat dan guratan-guratan lelah pada diri kita. Bahwa semua itu adalah prestasi-prestasi besar yang harus kita hargai. Semua itu adalah instrument-instrumen penting dari sebuah kata singkat yang tidak sederhana PERJUANGAN!!

Tentunya setelah kesadaran itu hadir, tidak perlu lagi kelemahan dan keterlenaan. Dan futur pun hanyalah sekedar saat untuk beristirahat karena setelah karya besar siap ditorehkan, merampungkan perjuangan, menggapai kejayaan Islam.

Ketiga, Kerja cepat sebagai sebuah karakter

Ikhwah Fillah,
Kerja jihad adalah kerja yang membutuhkan pemenuhan segera, setiap seruan-seruan jihad dan kebaikan dalam Al Quran diawali kata-kata yang membutuhkan kesungguhan dan gerak cepat.
§  Berlomba-lombalah –QS. Al Baqarah : 148- (karena dunia ini adalah arena pertarungan).
§  bersegeralah, -QS Ali Imran 133- (karena sejarah tidak pernah menunggu antum)
§  bekerjalah, -QS At Taubah 105-(karena hanya mereka yang berusaha keras yang akan mendapatkan)
§  Berangkatlah, -QS At Taubah 41- (karena diam ditempat tidak akan mengubah keadaan)
 Kepada mereka yang tak segera menyambutnya Kami katakan Jangan salahkan, jika kalian tertinggal dalam barisan ini Sungguh seorang Rasulullah pun Tidak pernah menunggu seorang Ka`ab bin Malik sekalipun.

Keempat, ketaatan sebagai sebuah Akhlaq
Aktivitas pembinaan yang tertata, produktif, dan dilakukan secara jama`I adalah manhaj orisinal dalam Islam, tiada jama`ah tanpa keteraturan, tiada keteraturan tanpa jama`ah dan ketaatan menjadi kader kunci kekokohan jama`ah yang berujung pada produktifitasnya –muntijah- da`wah. Ketaatan merupakan kunci utama kekokohan sebuah jama`ah –organisasi-, sesholeh apapun kader jika ia tidak memunculkan sikap ketaatan maka tidak ada faedahnya bagi jama`ah –organisasi-

“berhati hatilah dengan keshalehan yang tidak taat, ia menipu jama`ah (organisasi) dengan keshalehannya dan menghancurkan jama`ah dengan ketidak taatannya.”


Ikhwah Fillah,
Coba kita renungkan bersama, kalimat-kalimat Allah berikut :
“tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” Al Quran Surat Yaasin ayat 36

Inilah ketaatan, alampun tunduk atas ketentuan Allah, jika sedikit saja ia melenceng dari ketentuan ini maka tunggulah kehancurannya, lalu dapatkah orang-orang berakal mengatakan
“saya bisa mencapai tujuan-tujuan besar jama`ah –organisasi- itu tanpa harus tunduk kepada aturan-aturan jama`ah?”  Atau “Aku menerima fikrah, konsep dan tujuan-tujuan jamaah tetapi aku tidak akan terikat dengan aturan jamaah. Dan aku tidak punya kewajiban dengan taat kepada siapapun” Lalu bagaimana pula dengan orang-orang yang mengatakan “Apa itu aturan-aturan yang membelenggu dan mengganjal harakah, biarkan kami bebas sebab kami bukan anak kecil lagi”, atau mengatakan “mengapa tidak anda biarkan saja para anggota –setelah ditarbiyah- untuk bergerak ditengah masyarakat, menyeru kepada Islam, tanpa mengikat mereka dengan aturan-aturan.”

Dapatkah seorang berakal mengatakan: 
“aku termasuk keluarga partai, aku percaya dengan segala pemikiran yang diserukannya. Akan tetapi, aku tidak mau terikat dengan aturan-aturan, struktur, manajerial, tugas-tugas dan perintahnya”. Ketaatan, yang oleh Hasan al Banna ditempatkan pada rukun ke enam dalam sepuluh rukun bai`at –arkanul bai`at- merupakan kesiapan perintah dan merealisasikannya dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun dalam keadaan malas. (Muhammad Abdullah al Khatib & M. A. Halim Hamid, dalam Konsep Pemikiran Gerakan Ikhwan, 2001)

Kefahaman akan ketaatan dibangun atas marhalah-marhalah –tahapan- yang harus ditapakinya oleh para peniti jalan ini. Ta`rif –pengenalan-, adalah  tahapan pertama, kader pada tahap ini tidak menghendaki ketaatan yang mutlak, sikap yang dituntut pada tahapan ini adalah sikap hormat terhadap aturan-aturan dan prinsip-prinsip umum organisasi –jama`ah-. Marhalah kedua adalah Takwin–pembentukan-, pada tahap ini system yang muncul adalah murni dalam aspek ruhani dan kemiliteran total dalam aspek operasional, syiar yang selalu melekat adalah “Sami`an wa Tha`atan”, tanda-tanda pertama adanya kesiapan pada tahapan ini adalah ‘ketaatan yang sempurna’. Sedang marhalah terakhir adalahTanfidz –pelaksanaan-. Dakwah tahapan ini adalah jihad –kesungguhan- yang tidak mengenal lelah, kerja yang berkesinambungan untuk mencapai tujuan, serta kesiapan menghadapi ujian dan cobaan. Keberhasilan da`wah pada tahap yang ketiga ini sangat bergantung pada ‘ketaatan yang sempurna’ pada marhalah sebelumnya.

“Da`wah ini tidak mengenal sikap ganda, ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da`wah dan da`wahpun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah Ta`ala akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da`wah ini” asy Syahid Hasan al Banna.

keLima, Keteguhan sebagai benteng jiwa

“Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu?, seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai itu”. Demikian ujar Mush`ab bin Umair ketika Usaid bin Hudhair, kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah menyentakkan lembingnya karena tidak suka dengan Mush`ab bin Umair yang melakukan da`wah fardhiyyah, door to door menawarkan Islam bagi masyarakat Madinah. Ketika kita menawarkan kebaikanpun, tidak semua orang akan senang dengan aktivitas kita, ada saja alasan dan argumen serta tindakan yang merintangi da`wah kita. Mereka mengacuhkan kita, Kepada mereka, Allah berfirman
“Maka sabarlah sebagaimana orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-Rasul, “Al-Quran Surat Al-Ahqaaf ayat 35.

Mereka menghujat kita Kepada kalian, Allah berfirman: “Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri kebelakang –kalah-. Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan”, Al Quran Surat Ali Imran ayat 111. Kepada kalian kukatan, “jangan bersedih jika antum mendengar kata-kata kasar, karena kedengkian itu sudah ada sejak dulu, bersemangatlah menghimpun keutamaan dan ketekunan, tinggalkanlah celaan orang yang mencela atau mendengki”.

Keenam, Pengorbanan sebagai semangat jiwa

Hai diriku, Ayo berperanglah supaya kamu mati
Itu, lihatlah telaga surga telah menantimu 
Apa yang selalu kamu angankan
Sekarang sudah kamu temukan
Ayo susul mereka berdua
Jangan sampai terlambat, nanti kamu bisa celaka.

Hai  diriku,
Apa lagi yang kamu inginkan
Istrimu pasti akan kamu tinggalkan, dan budak-budakmu pasti akan menjadi merdeka
Piring-piring kecil itu untuk Allah dan Rasul-Nya

Hai, diriku
Masak kamu tidak suka surga
Bukankah sudah lama kamu mengharapkannya
Sekarang bersumpahlah kepada Allah bahwa kamu akan segera menempatinya
Apakah kamu akan terus begini melihat mereka berebut masuk?
(syair Abdullah bin Rawahah)

Shuhaib Ar Rumi ra, untuk dapat membersamai Rasulullah dalam hijrah ia rela menyerahkan seluruh hartanya kepada kaum Quraisy, mendengar berita itu Rasulullah bersabda: “Robiha Shuhaib, Robiha Shuhaib”-untung besar Shuhaib, untung besar Shuhaib-, lalu turun ayat “Diantara manusia ada yang menjual dirinya untuk mendapatkan ridha Allah” Al Quran Surat Al Baqarah ayat 245. Abu Dahdah segera memegang tangan Rasulullah sambil berkata: “saya telah meminjamkan kebun korma saya kepada Allah, di dalamnya terdapat 600 pohon kurma”, lalu ia menuju kebun tersebut, disana ada anak dan istrinya, kemudian Abu Dahdah memanggil “Wahai Ummu Dahdah keluarlah kamu dari kebun itu karena saya telah meminjamkannya kepada Allah”, dari Hayatus Shohabah 2/149 dalam Tarbiyah.

Ketujuh, cinta sebagai semangat da`wah

Seorang ‘Alim berujar tentang cinta
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah kefahaman
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah keikhlasan 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah `amal 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah jihad 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah taat 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah pengorbanan 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah keteguhan 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah totalitas 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah kepercayaan 
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah persaudaraan

Kedelapan, keikhlasan sebagai puncak aktivitas

Ia adalah buah dari kefahaman. Kemauan beramal dan keyakinan akan pengawasan Allah.Dan syurga yang dijanjikan.
Seharusnya cukup untuk menghantarkan anda kepada gerbang keikhlasan.

Dari syadad bin Al Hadi ra.  Bahwa datang seorang laki-laki dari suku Badui menghadap Rasulullah, kemudian berkata: “Aku akan berhijrah bersamamu.” Rasulullah kemudian memberitahukan hal itu kepada sebagian sahabatnya. Pada suatu saat kaum muslimin berperang melawan kaum musyrikin, setelah selesai pasukan kaum muslim mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang), kemudian orang tersebutpun mendapatkan bagiannya, “ini apa yaa Rasulullah?”


Rasulullahpun menjawab, “ini bagian untukmu,” Lalu orang itupun berkata “bukan untuk ini aku mengikutimu, aku mengikutimu agar aku terkena anak panah disini (sambil menunjukkan ke arah lehernya) dan aku mati lalu aku masuk syurga”. Rasulullah bersabda “jika kamu jujur kepada Allah dalam hal ini maka Allah akan mengabulkannya”. Mereka beristirahat sejenak kemudian menuju sebuah peperangan menghadapi musuh. Maka orang tadi dibawa kehadapan Rasulullah Rasulullah dalam keadaan terkena anak panah persis dibagian lehernya seperti yang ia isyaratkan sebelumnya. Rasulullah bertanya “apakah ini orang yang tadi?” mereka menjawab, “benar yaa Rasulullah”. Rasulullah pun bersabda “ia telah jujur kepada Allah, maka Allah mengabulkannya”. Kemudian Rasulullah menshalati dan berdo`a untuknya “Ya Allah inilah hamba-Mu, keluar dalam rangka hijrah di jalan-Mu, maka ia terbunuh dalam keadaan syahid dan aku saksi atas hal ini.” Diriwayatkan oleh Nasa`i. Shahabat itupun tidak pernah dikenal namanya dalam sejarah, hingga saat ini !!!

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”, AL Qur`an surat Al-Kahfi ayat 110.

Kesembilan, syurga sebagai balasannya. 

Kenapa kita jual murah jiwa kita
Kita seorang Muslim
Nilai jiwa kita adalah syurga
Yang seluas langit dan bumi
Tidak ada yang lain

Saya jadi teringat sebuah ucapan
jangan tetapkan harga dirimu kecuali dengan syurga. Jiwa orang beriman itu mahal, tapi sebagian dari mereka justru menjualnya dengan harga murah”, ujar Hasan Al Bashri yang dinukil Aidh Al Qarni dalam bukunya Laa Tahzan

Ikhwah Fillah…
inilah mereka yang berbahagia, menjual dirinya dengan syurga, mereka adalah para perindu syurga dan sungguh Allah berkenan mengumpulkan mereka pada apa yang mereka rindukan. Abu Bakar sangat berbahagia dengan ayat, “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu yang menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk membersihkannya” Al Quran surat Al Lail ayat 17-18.
§  `Umar sangat bahagia dengan hadist Rasulullah, “Aku melihat sebuah istana putih di syurga. Lalu aku bertanya, “untuk siapa istana itu?”. Dikatakan kepadaku, “untuk Umar bin Khathab”.
§  Utsman sangat bahagia karena do’a Rasulullah, “Yaa Allah ampunilah utsman apa yang telah lalu dan yang akan datang”.
§   Ali demikian bahagia atas sabda Rasulullah, “Dia (Ali) adalah lelaki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya"
§  Sa`ad bin Mu’adz demikian bahagia atas sabda Rasulullah, “Bergoyanglah `Arsy Yang Maha Pengasih karenanya”.
§   Abdullah bin `Amr Anshari sangat bahagia dengan adanya sabda Rasulullah, “Dia diajak bicara Allah langsung tanpa penerjemah”.
§  Sedang Hanzhalah, “Dia dimandikan oleh para malaikat Dzat Yang Maha Pengasih”.
§  Fatimah Az Zahra adalah, Wanita pertama yang akan memasuki Syurga.
§   Keluarga Yasir, bergembira atas sabda Rasulullah, “Bergembiralah kalian, hai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat kalian adalah Syurga”.
§  Hamzah bin Abdul Muthalib, bergembira atas sabda Rasulullah, “Jibril datang kepadaku untuk mengabarkan bahwa Hamzah bin Abdul Muthalib dicatat oleh para malaikat penghuni langit lapis tujuh sebagai singa Allah dan singa Rasul-Nya”.
§  Nasibah binti Ka`ab bergembira atas sabda Rasulullah, “Nasibah binti Ka`ab tidur di Syurga Baqi` bersama pada shaddiqin dan para syuhada`. Dari tempatnya yang tinggi dibumi, ia naik ke tempat yang lebih tinggi lagi di langit”.


ccopas dari blog kalijambe
Read More...

Kisah Sedih dari Makhluk Allah

1 comment
Bismillaahirrohmanirrohiim. Assalamu'alaykum warohmatullahi wa barokaatuh. Saudara-saudariku tercinta yang dirahmati oleh Allah ta'ala.
Sesungguhnya seluruh makhluk ciptaan Allah ta'ala itu, pasti akan dihimpun kembali oleh Allah pada 'yaumul qiyamah' nanti. Binatang, tumbuh-tumbuhan, hingga makhluk ghaib yang tidak tertangkap oleh indera kita sekali pun, juga merupakan makhluk-Nya yang berkaum-kaum dan umat sebagaimana kita selaku manusia. Untuk itu marilah kita saksikan firman Allah ta'ala yang menyebutkan perihal ini :
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Allah mereka dihimpunkan." (QS. Al-An'aam {6}:38).
Oleh karena mereka juga umat seperti kita, maka (semisal) binatang, tentu di antara mereka juga terdapat naluri rasa kasih dan sayang, serta saling mencintai di antara sesama jenis atau kaumnya. Begitu juga sebaliknya, bisa jadi mereka saling membenci bahkan saling membunuh! :'( Maka sebagai makhluk (sejenis) yang bersaudara, tentu saja kita ingin mengetahui "kesamaan" kita dengan binatang, dalam hal peranan cinta dan kasih sayang di antaranya.
Tampak seekor burung betina terseok-seok di sebuah jalan raya. Bisa jadi ia sakit, sehingga tidak mampu mengepakkan sayapnya untuk terbang. "Ooh... kemanakah engkau mencari makanan wahai suamiku.." ucapnya lirih ~~~
"Istriku, maafkan aku telah membuatmu lama menungguku. Sekarang makanlah ini dulu, semoga dapat menguatkanmu, dan kamu dapat terbang agar kita segera pulang.." ajak sang suami kepada istrinya, dan berusaha menyuapi makanan yang di bawanya. Namun kondisi sang istri kian melemah, semakin lemah, lalu terbaring...
"Wahai istriku, mengapa engkau tak memakan makanan yang aku suapi? Dan mengapa pula engkau tidur di jalanan ini? Ayolah istriku, mari kita pulang..." Sang suami pun berusaha mengangkat tubuh istrinya yang sudah terkulai dan tidak bergerak lagi....
Mendapati istrinya yang sudah tidak bergerak dan terbujur kaku, barulah sang suami menyadari bahwa istrinya... telah mati! "Istriku... bangunlah, bangunlah sayang... Jangan engkau tinggalkan aku seperti ini..." jerit sang suami...
"Yaa Allaah... hidupkanlah kembali istriku yaa Allah, hidupkanlah kembali yaa Allah... huu..huuu..." ratap sang suami memohon kepada Rabb-nya.
Namun akhirnya suami burung itu menyadari, bahwa pertemuan, jodoh, rezeki, dan maut merupakan kehendak dan ketentuan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Maka sang suami pun akhirnya pasrah dan berdoa... "Yaa Allah, bila ini sudah menjadi ketentuanmu, maka aku ikhlas. Ampunilah kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan oleh istriku, dan tempatkanlah ia di sisi-Mu yang terbaik. Yaa Allah, bila engkau mengizinkannya, pertemukan dan satukanlah kami kembali di Jannah-Mu. Sungguh aku mencintainya karena-Mu yaa Allah, maka dengarkanlah permohonanku ini. Inna lillaahi wa inna illaaihi rooji'uun..."
Wahai saudara-saudariku yang semestinya saling mencintai karena Allah...
Tidakkah engkau merasa malu ketika mendapati keberadaan suatu umat, dimana mereka sesungguhnya tidak memiliki akal, namun hanya dengan menggunakan nalurinya saja, mereka mampu bersaudara dan saling mencintai di antaranya...!?
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (dienul) Allah, janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran {3}:103).
Wahai hamba Allah yang semestinya bersaudara, hentikanlah permusuhan sesamamu. Jadikanlah perbedaan dan khilafiyah itu,sebagai rahmat yang memang ditakdirkan oleh Allah ta'ala untuk kita. Maka yakinlah wahai saudara-saudariku tersayang, bahwa Ukhuwah Islamiyah dan rapatnya barisan umat, merupakan KEMENANGAN Dien Islam yang sesungguhnya.
Yaa Allah, saksikanlah... ^_^,
Billaahi taufik wal hidayah,

Wassalamu'alaykum wr.wb.

Sumber : Islamic Media and Technology Site
Read More...