Ustadz Kok Nipu?

Leave a Comment
Assalamu'alaikum! Wahhh.... Alhamdulillah, senang sekali rasanya bisa berjumpa lagi dengan sobat IKRAR.

Posting kali ini hanya sekedar intermezzo saja untuk sobat IKRAR semua, dan tentu saja mengandung hikmah yang dapat sobat ambil sebagai pelajaran. Penasaran? Yuk, mulai mambaca! :)





Dalam ceramahnya di depan peserta Malam Bina Iman dan Takwa (Mabit) para Pecinta Alam (PA), Ustadz Mahmud berkisah tentan Rasulullah SAW. yang bila shalat Tahajjud, kaki beliau sampai bengkak-bengkak. Jeding dan beberapa peserta Mabit mengusulkan agar setiap malam, selama  Mabit, mereka diajak shalat Tahajjud ala Rasulullah SAW.

"Kita sih biasa naik gunung, ustadz.., jadi kalau cuma berdiri 2-3 jam, pasti kita kuat."
"Iya, ustadz, kita malah pernah jalan kaki seharian penuh tanpa berhenti," kata Jeding.

Ustadz Mahmud setuju. Akhirnya, jadilah malam itu mereka Tahajjud dipimpin oleh Ustadz Mahmud. Sebelas rakaat dilalui kurang lebih 2 jam. Para anggota PA itu berkomentar, ternyata shalat Tahajjud tidak memakan waktu lama dan tidak melelahkan. Besok malamnya mereka bersemangat menyongsong Tahajjud.

Rupanya kali ini, Ustadz Mahmud membaca surah panjang sekali. Satu rakaat kadang dia membaca 3-4 'ain. Karuan saja para peserta Mabit mengeluh lantaran kelamaan berdiri. Setelah witir, mereka muhasabah sampai menjelang Subuh. Adzan Subuh berkumandang... Para peserta Mabit masih kelelalahan. Ketika iqamat selesai, Jeding bilang pada beberapa kawannya,

"Kita tunggu aja dulu, ntar kalau ustadz sudah mau rukuk, baru kita ikut makmum!"

"Iya, kaki kita masih pegel, kelamaan berdiri," kata yang lain menimpali.

Tak lama kemudian, terdengar suara jamaah, "Aamiin...". Jeding dan kawan-kawan masih duduk-duduk selonjor kaki di belakang. Mereka menunggu Ustadz Mahmud menjelang rukuk. Akan tetapi, setelah basmallah tiba-tiba mereka mendengar Ustadz Mahmud membaca,"

"Idzajaa.."

Kontan saja Jeding dan kawan-kawan lompat.

"Hei, ustadz baca ijaja!" Teriak Jeding sambil lari.

Kawan-kawannya segera mengikuti. Mereka buru-buru takbir, taku ketinggal satu rakaat. Tapi ternyata, Ustadz Mahmud melanjtkan bacaannya,

"Idzajaa... akal munaafiquun qaaluu nasyhadu innaka larasuulullah..."

Rupanya Ustadz Mahmud membaca surah Al-Munafiquun sampai selesai. Jeding dan kawan-kawan merasa tertipu. Makanya waktu bertemu Ustadz Mahmud di ruang sarapan, Jeding ngedumel,

"Ustadz kok nipu?"

Mendengar hal itu, Ustadz Mahmud hanya tersenyum. 

^^^&^^^

Memang kita tak akan sanggup kalau mengikuti ibadah Rasulullah SAW. Beliau, yang dijamin oleh Allah SWT. pasti masuk surga, masih saja beribadah demikian hebatnya. Shalat sunnahnya saja sampai membuat kaki beliau yang suci bengkak-bengkak. Sehingga istri beliau, Bunda Aisyah ra. prihatin melihatnya.

"Ya Rasulullah, bukankah Tuan sudah dijamin Allah pasti masuk surga?"
"Ya, benar..." jawab Rasulullah SAW.
"Lalu kenapa Tuan beribadah sampai seperti itu?" tanya Aisyah ra.
"Wahai istriku, bukankah aku boleh menjadi hamba yang pandai bersyukur?" jawab Rasulullah SAW.

Begitulah percakapan Aisyah ra. dengan Rasulullah SAW. kalau dengan bahasa yang sederhana. Itu menunjukkan betapa Rasulullah SAW. memang adalah teladan sempurna dalam keindahan akhlak walaupun - sekali lagi - kita tak mungkin mampu melakukan seperti yang beliau lakukan. Tidak ada ibadah yang diakukan oleh Rasulullah SAW. kecuali dengan keikhlasan dan kesenangan.


0 comments:

Posting Komentar