Doa merupakan salah satu bentuk ibadah, sesuai dengan sabda Rasulullah
saw., ”Doa itu
adalah ibadah” (H.R. Tirmidzi). Sebagai suatu ibadah, berdoa
hendaknya dilakukan dengan cara yang baik dan benar sebagai berikut.
1) Berdoa
hanyalah ditujukan kepada Allah Swt. semata-mata, tidak boleh kepada
benda-benda lain dan tidak boleh melalui perantaraan orang-orang yang sudah
meninggal. Berdoa harus langsung ditujukan kepada Allah Swt. Rasulullah saw.
telah memberi nasihat kepada Abdullah bin Abbas dengan sabdanya, ”Hai anak muda, aku akan
mengajarimu beberapa kalimat yaitu ”Peliharalah ketetapan Allah niscaya Dia
akan memeliharamu. Apabila engkau memohon, memohonlah kepada Allah. Apabila
engkau meminta bantuan, mintalah bantuan kepada Allah. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya, seandainya umat berhimpun untuk memberi sesuatu manfaat kepadamu,
mereka tidak mampu memberimu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah
untukmu. Seandainya pun mereka berhimpun untuk menjatuhkan mudarat kepadamu,
mereka tidak mampu menjatuhkannya kepadamu kecuali sesuatu yang telah
ditetapkan oleh Allah Swt. untukmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran telah
ditutup” (H.R.Tirmidzi).
Aisyah juga berkata, ”Jauhilah sajak dalam berdoa, karena Rasulullah saw. dan para sahabat tidak melakukan hal tersebut” (H.R. Ahmad).
2) Merendahkan
suaranya sekadar dapat didengar sendiri atau orang yang ada di sisinya. Allah
Swt. memuji Nabi Zakaria a.s. ketika beliau berdoa kepada Allah Swt.,”Inilah peringatan rahmat Tuhanmu
kepada hamba-Nya, Zakaria. Seketika dia menyeru Tuhannya dengan seruan yang
lemah lembut” (Q.S. Maryam: 2-3).
3) Berdoa
harus disertai dengan usaha. Ali bin Abu Thalib r.a. berkata, ”Orang yang berdoa tanpa berusaha
seperti pemanah tanpa busur.”
4) Merendahkan
diri dan menundukkan hati. Allah Swt. berfirman, ”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas” (Q.S. Al A’raf: 55).
5) Hendaknya
meminta yang pantas dan bermanfaat bagi dirinya. Seperti halnya doa Nabi
Ibrahim a.s. yang meminta agar diberi anak yang saleh dan doa Nabi Muhamad saw.
yang meminta agar diberi kemenangan pada Perang Badar.
6) Sebelum
berdoa, hendaknya memuji Allah Swt. dan membaca selawat untuk Rasulullah saw.
Beliau bersabda, ”Apabila
salah seorang di antara kamu berdoa, hendaklah dia memulai dengan memuji
Tuhannya yang Mahasuci lalu berselawat untuk Nabi Muhammad saw. Kemudian,
berdoalah sesuai dengan yang diinginkan.”(H.R. Abu Daud dan
Tirmidzi).
7)
Memakai bahasa yang sederhana yang menunjukkan kerendahan hati. Lebih
baik doa itu singkat dan padat. Tidak perlu dipanjang-panjangkan seperti orang
berpidato atau membaca puisi. Lebih utama doa yang terdapat dalam Al Qur’an
atau As Sunnah. Aisyah berkata, ”Rasulullah saw. menyenangi doa yang padat dan singkat dan
meninggalkan doa yang tidak demikian” (H.R. Abu Daud).
8)
Melaksanakan adab batin dalam berdoa yaitu menghadapkan diri sepenuhnya
kepada-Nya dan berdoa kepada Allah Swt. dengan ikhlas. Allah Swt. berfirman, ”Maka sembahlah Allah Swt. dengan
ikhlas kepadanya” (Q.S. Al-Mu’min: 65).
9) Yakin bahwa
doanya akan dikabulkan oleh Allah Swt.. Tidak kecewa dan tidak gelisah bila
doanya belum dikabulkan.
10)
Sering berdoa kepada Allah Swt. Rasulullah saw. bersabda, ”Tidak ada di bumi ini seorang
muslim yang berdoa kepada Allah Swt. kecuali pasti Allah Swt. akan memberikan
kepadanya, atau memalingkan kejelekan darinya, selama dia tidak berdoa untuk
kejelekan dan memutuskan silaturrahim.” Lalu ada seseorang bertanya: ”Dengan
demikian kita harus memperbanyak doa?” Rasulullah saw. menjawab, ”Allah
Swt. Mahabanyak (rahmat-Nya)” (H.R. Tirmidzi). Maka dari itu,
kita harus sering berdoa kepada Allah Swt.
11) Isi doa
harus baik. Misalnya memohon ampun, memohon kesehatan, dan memohon anak yang
saleh. Tidak boleh mendoakan yang jelek untuk orang lain kecuali orang tersebut
benar-benar zalim.
Rasulullah
saw. bersabda, ”Apabila
seseorang mengutuk (mendoakan keburukan) terhadap sesuatu, kutukan itu mengarah
ke langit, tetapi pintu-pintu langit tertutup baginya. Kemudian kutukan itu
turun ke bumi, tetapi pintu-pintu bumi juga tertutup baginya. Lalu, dia
mengarah ke kanan dan ke kiri, kalau dia tidak mendapat tempat yang sesuai, dia
menuju kepada orang yang dikutuk. Kalau yang dikutuk itu wajar menerimanya,
jatuhlah kutukan itu atasnya. Kalau tidak wajar, ia kembali menimpa orang yang
mengutuk” (H.R. Abu Daud).
Bagi orang
yang benar-benar dianiaya, dia diperbolehkan untuk berdoa kepada Allah Swt.
agar orang yang menganiaya tersebut mendapat hukuman dari Allah Swt.
Rasulullah saw. bersabda, ”Ada
tiga orang yang doanya tidak ditolak yaitu orang yang berpuasa hingga berbuka,
penguasa yang adil, dan doa orang yang teraniaya” (H.R. Ahmad,
Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Doa tersebut pasti diterima sesuai dengan sabda
Rasulullah saw. berikut, ”Sesungguhnya
Allah Swt. itu Maha Hidup lagi Maha Pemurah. Apabila seseorang
menengadahkan kedua tangannya untuk berdoa, Dia malu untuk menolaknya dalam
keadaan hampa dan sia-sia” (H.R. Tirmidzi).
Rasulullah pun
bersabda, ”Janganlah
kalian pesimis dalam berdoa, karena sesungguhnya seseorang sekali-kali tidaklah
akan celaka dengan sebab berdoa” (H.R. Hakim).
Seandainya doa
tidak dikabulkan, maka Allah Swt. akan menggantinya dengan karunia lain yang
lebih baik sebagaimana sabda Rasulullah saw., ”Tidaklah seorang muslim itu berdoa, yang tidak dicampuri
dosa dan dalam keadaan tidak memutuskan tali silaturahmi, melainkan Allah Swt.
memberi kepadanya salah satu dari tiga hal:adakalanya doanya dikabulkan dengan
segera ( langsung ), disimpan untuk di akhirat, atau dengan doa tersebut, ia
dijauhkan dari keburukan sebesar kebaikan yang dimohonkannya” (H.R.
Ahmad).
Sumber
: Syaamil
Quran
0 comments:
Posting Komentar