Oleh: Ihsan Tandjung
Salah satu perkara penting yang sangat dianjurkan oleh Islam ialah
dzikrullah (mengingat Allah). Dan Allah menyuruh orang beriman agar
mengingat Allah dalam jumlah yang banyak atau non-stop terus-menerus.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab 41)
Bagi orang yang dapat menikmati manis atau lezatnya iman, maka
mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala terus-menerus bukanlah hal yang
sulit. Ia bahkan tidak memandangnya sebagai sebuah beban atau kewajiban.
Malah ia memandang kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala
justeru sebagai suatu kebutuhan karena cintanya kepada Allah subhaanahu
wa ta’aala yang amat-sangat. Bila orang mencintai sesuatu atau seseorang
demikian dalamnya, maka secara otomatis ingatannya akan selalu tertuju
kepada fihak yang dicintainya itu. Akan sulit baginya untuk mengalihkan
perhatian dan ingatannya dari sang kekasih yang ia cintai tersebut.
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga perkara yang
apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:
Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain
keduanya….” (HR Bukhari –Shahih)
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Adapun orang-orang yang beriman amat-sangat cintanya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala .” (QS Al-Baqarah 165)
Dan Allah subhaanahu wa ta’aala menjanjikan bagi laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah bahwa untuk mereka telah
disediakan ampunan dan pahala yang besar.
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.” (QS Al-Ahzab 41)
Di dalam era penuh fitnah seperti sekarang ini banyak sekali faktor
yang dapat menyebabkan kegelisahan manusia. Maka dzikrullah dapat
menjadi solusi mengatasi berbagai kegelisahan tersebut. Demikian janji
Allah subhaanahu wa ta’aala.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du 28)
Bahkan lebih jauh lagi Allah subhaanahu wa ta’aala menggambarkan
orang-orang yang beriman sebagai mereka yang hatinya sedemikian terpaut
dengan Allah subhaanahu wa ta’aala, sehingga tatkala nama Allah disebut,
hati mereka bergetar dan bila dibacakan ayat-ayat-Nya, iman mereka
meningkat. Subhaanallah.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ
قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan
kepada Rabb-lah mereka bertawakal.” (QS Al-Anfaal 2)
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan
bahwa seluruh dunia dengan segenap isinya adalah terlaknat kecuali
beberapa hal. Dan salah satu hal itu ialah kegiatan dzikrullah.
Maksudnya ialah bahwa dunia merupakan tempat yang sangat tidak berarti,
bahkan sangat buruk. Tetapi ada beberapa hal atau kegiatan yang masih
dapat membuat dunia ini menjadi baik dan ada artinya. Salah satunya
ialah kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala.
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dunia itu
terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir
kepada Allah dan yang berhubungan dengannya, atau seorang yang ‘alim dan
mengajarkan ilmunya.” (HR Ibnu Majah – Hasan)
Dalam dunia modern penuh fitnah dewasa ini terasa betapa dunia telah
menjadi tempat yang terlaknat. Sebab begitu banyak hal telah diagungkan
sedemikian rupa sampai ke derajat diperlakukan laksana ilah-ilah
tandingan selain Allah subhaanahu wa ta’aala. Banyak manusia yang
kesibukannya bukanlah mengingat Rabbnya, Allah subhaanahu wa ta’aala.
Mereka malah sibuk mengingat duit atau harta-kekayaan yang diyakininya
dapat melestarikan kebahagiaan hidupnya di dunia. Atau sibuk mengingat
wanita cantik bahkan ahli-maksiat seperti artis, selebritis atau bintang
filem. Ada lagi yang sibuk mengingat idolanya dalam dunia olahraga,
seperti sepakbola atau pembalap mobil formula. Ada pula yang terobsesi
mengingat segala strategi dan taktik untuk mempertahankan kelestarian
jabatan dan kekuasaannya. Ada lagi yang hanya sibuk mengingat bossnya,
pemimpinnya, atasannya yang padahal bukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Sungguh di zaman penuh fitnah seperti sekarang ini kegiatan
dzikrullah menjadi suatu perjuangan tersendiri. Sebab dewasa ini orang
yang sibuk memfokuskan perhatian dan ingatannya kepada Dzat Yang Maha
Mulia tentu menjadi manusia yang melawan arus ditengah-tengah kebanyakan
manusia lainnya yang telah tenggelam ke dalam arus hebat dosa syirik
mengingat dan mengagungkan selain Dzat Yang Maha Kuasa, Allah subhaanahu
wa ta’aala. Pantaslah bila Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah menggambarkan bahwa kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa
ta’aala dapat menjadi lebih baik daripada kegiatan berjihad atau
berperang di jalan Allah subhaanahu wa ta’aala…!
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا
أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ
وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ
وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ
فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا بَلَى
قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah aku
beritahukan kepada kalian mengenai amalan kalian yang terbaik, dan yang
paling suci di sisi Raja kalian (Allah subhaanahu wa ta’aala), paling
tinggi derajatnya, serta lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan
emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan
musuh kemudian kalian memenggel leher mereka dan mereka memenggal leher
kalian?” Mereka berkata: Iya. Beliau berkata: “Dzikrullah (mengingat)
Allah ta’ala.” (HR Tirmidzi – Shahih)
Sementara itu sahabat Mu’adz bin Jabal RadhyiAllahu ‘anhu berkata
tidak ada sesuatu yang lebih dapat menyelamatkan dari adzab Allah selain
daripada Dzikrullah (mengingat) Allah ta’ala.
Bagi kaum muslimin yang hidup di wilayah dimana aktifitas jihad fi
sabilillah berkecamuk sudah barang tentu tuntutan utama yang wajib ia
laksanakan adalah ikut berpartisipasi dalam kegiatan mulia tersebut.
Tetapi bagi kaum muslimin yang hidup di wilayah dimana kegiatan jihad
tidak berlangsung atau belum hadir, maka dzikrullah menjadi suatu
tuntutan yang pasti dirasakan sangat berat pelaksanaannya. Mengapa?
Karena dunia modern telah menjadi ladang globalisasi kemaksiatan dan
kemusyrikan yang sangat ramai dengan berbagai ajakan untuk mengingat dan
mengagungkan segala hal selain Allah subhaanahu wa ta’aala. Dunia
modern yang lebih layak disebut Sistem Dajjal gencar menawarkan seruan
dzikrul-maal (mengingat harta), dzikrul-imarah (mengingat jabatan dan
kekuasaan), dzikrun-nisaa (mengingat wanita), dzikrun-nafs (mengingat
diri sendiri / egoisme), dzikrul-qiyadah (mengingat pimpinan) dan
berbagai jenis dzikru lainnya. Hanya satu jenis dzikru yang mereka
abaikan dan ajak sebanyak mungkin manusia untuk turut bersama
mengabaikannya, yaitu dzikr-Ullah (mengingat Allah) subhaanahu wa
ta’aala.
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir (mengingat) dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-Mu dengan baik.” (HR Abu Dawud – Shahih)
http://www.eramuslim.com
0 comments:
Posting Komentar